Emiten farmasi, PT Merck Tbk mengalokasikan Rp 58,2 miliar untuk dividen dari perolehan laba bersih tahun buku 2019 atau Rp 130 per unit saham. Hal itu disampaikan Sekretaris Perusahaan Merck Melisa Sandrianti dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar secara virtual di Jakarta, Rabu (29/7/2020). "Perseroan telah membukukan peningkatan laba dari operasi yang dilanjutkan tahun 2019 sebesar Rp 78 miliar atau meningkat 109 persen dari tahun sebelumnya Rp 37 miliar," ucap Melisa.
Dia menjelaskan kinerja positif perusahaan berkode saham MERK ini ditopang segmen usaha Biopharma yang berkontribusi terhadap 74 persen total penjualan Perseroan. "Pasar ekspor berkontribusi 49 persen terhadap total volume penjualan Perseroan, sementara 51 persen penjualan berasal dari pasar domestik," paparnya. Lebih lanjut, kinerja positif dan kapasitas pabrik memungkinkan plant Pasar Rebo untuk menjadi manufacturing hub bagi Merck di Asia Tenggara.
Ke depan, Perseroan tetap fokus mempertahankan kepemimpinan Merck di segem pasar obat obatan resep dan memberikan yang terbaik bagi lebih dari 2,5 juta pasien. Presiden Direktur Merck Evie Yulin menyebut selain fokus mempertahankan kepemimpinan tersebut, Perseroan juga akan melanjutkan transformasi menjadi perusahaan sains dan teknologi. "50 tahun hadir di Indonesia. Perseroan turut mendukung kemajuan bagi pemangku kepentingan. Kami juga akan memanfaatkan peluang usaha yang ada dengan melakukan terobosan berbasis teknologi digital sejalan dengan tujuan kami memberikan solusi terbaik bagi pasien," ucap Evie.
Direktur Keuangan Merck Tbk Bambang Nurcahyo menyampaikan pada semester I 2020, Perseroan telah membukukan laporan keuangan terkonsolidasi positif. "Laba dari operasi yang dilanjutkan di semester pertama tahun 2020 ini meningkat sebesar 425 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu," ucap Bambang. Untuk laba usaha meningkat dari Rp 13 miliar menjadi Rp 43 miliar.
Peningkatan laba usaha didorong kontribusi bisnis Biopharma dan Bahan Baku Obat (BBO) yang meningkat Rp 18,7 miliar atau meningkat 256,2 persen dibanding tahun lalu. "Catata positif semester I ini tentunya menjadi pendorong bagi perseroan untuk bekerja lebih keras menghadapi ketidakpastian pandemi wabah Covid 19," imbuh Bambang.