Pemerintah Arab Saudi pada Kamis (5/3/2020) mengatakan, Iran harus bertanggung jawab terhadap peningkatan jumlah kasus virus corona yang tersebar di seluruh dunia. Pasalnya, sebuah sumber resmi menuduh Iran telah melakukan tindakan yang tidak bertanggung jawab. Tindakan itu adalah mengizinkan warga Saudi masuk ke Iran tanpa membubuhkan cap di paspor mereka selama virus corona merebak.
Pejabat Iran mengatakan, sebanyak 107 orang tewas akibat virus tersebut. Namun, para ahli independen mengatakan, jumlah korban di Iran seharusnya lebih tinggi di tengah tuduhan negara itu menutupi skala penuh epidemi virus corona. Saat ini lima orang di Arab Saudi telah terdiagnosis memiliki virus corona.
Tiga kasus orang terinfeksi berasal dari Iran melalui Bahrain, sedangkan yang keempat baru kembali dari Kuwait dan dia menginfeksi istrinya. Sumber resmi dari Pemerintah Arab Saudi memaparkan bahwa tindakan tersebut harus dipertanggungjawabkan oleh Iran. Perilaku seperti itu menimbulkan ancaman kesehatan masyarakat yang serius bagi komunitas internasional dan melemahkan upaya internasional dalam memerangi Covid 19.
Sumber resmi itu mendesak semua warga Saudi yang baru kembali dari Iran untuk segera menghubungi kementerian kesehatan. Warga negara Saudi di Iran saat ini juga harus segera melaporkan perjalanan mereka terkait kapan mereka tiba di Iran dan kapan akan kembali ke Arab Saudi. Warga Saudi yang melaporkan perjalanan mereka ke Iran dalam waktu 48 jam tidak akan dikenakan hukum dokumen perjalanan.
Pihak kerajaan Arab Saudi mengatakan, mereka hanya ingin memastikan keselamatan semua warga negara Saudi yang baru mengunjungi Iran dengan memberi mereka kesempatan dan ini dan menahan diri dari tindakan hukum apa pun terhadap mereka. Kerajaan Saudi juga bertekad akan melindungi keluarga para warga Saudi yang telah melakukan perjalanan ke negara negara terjangkit virus corona. Warga Saudi saat ini juga dilarang untuk pergi ke Iran dan akan mendapatkan sanksi jika melakukannya.
Sumber resmi itu meminta kepada Pemerintah Iran untuk mengungkapkan identitas warga negaranya yang secara ilegal telah mengunjungi Iran pada 1 Februari lalu.