Pernahkah anda melihat benjolan putih kecil yang tumbuh secara berkelompok pada area mata? itulah yang disebut dengan milia. Sebagian besar orang-orang sampai hari ini masih banyak yang belum mengetahui apa itu milia. Pasalnya, rata-rata orang mengira milia merupakan komedo sebab penampakannya yang memang hampir sama.
Milia ini berbentuk bintik berwarna putih kekuningan yang umumnya ada pada area sekitar mata, hidung, dan dagu. Milia ini bukan hanya dialami oleh orang dewasa, namun bayi yang baru lahir juga memungkinkan memiliki milia. Penyebab Milia bermacam-macam tergantung dari orang yang mengalami, supaya anda lebih paham simak terus penjelasan pada artikel ini.
Apa saja penyebab munculnya milia?
Milia bisa terjadi pada orang-orang dari seluruh etnis dan usia, namun penyakit milia pada bayi yang sering terjadi terutama yang baru lahir. Milia ditandai dengan benjolan kecil yang biasanya berwarna putih kekuningan tanpa sensasi rasa gatal. Meskipun tidak mempunyai efek samping, namun milia bisa memberikan ketidaknyamanan bagi orang yang mengalaminya.
Karena hormon yang dipicu oleh masa kehamilan
Penyebab milia memang berbeda-beda, jika pada bayi milia biasanya terjadi sebab hormon yang dipicu pada masa kehamilan. Misalnya seperti cedera melepuh, akibat kerusakan sinar matahari jangka panjang, pemakaian krim steroid jangka panjang, prosedur resurfacing kulit, dan faktor lain akibat penuaan.
Penumpukan kulit mati
Penyebab lainnya yang sering terjadi yaitu penumpukan kulit mati yang terjebak di pori-pori pada permukaan kulit. Apabila penumpukan tersebut tidak dikeluarkan secara alami maka inilah yang akan menjadi penyakit milia yang disebut dengan primary milia.
Type kedua dari penyakit ini, yaitu secondary milia. penyakit ini gejalanya hamper sama dengan primary milia, namun lebih disebabkan ada sesuatu yang menyumbat pada saluran keringat.
Penyumbatan saluran keringat
Penyumbatan saluran keringat ini dipicu oleh beberapa jenis trauma dan infeksi kulit, seperti perawatan laser, pengelupasan kulit, herpes kulit dan faktor gaya hidup yang berkontribusi pada kesehatan kulit, misalnya kurang tidur, merokok, dan tidak menjaga kebersihan pribadi utamanya pada area wajah.