Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak bisa hanya berdiam diri tanpa mengeluarkan statement apapun di tengah serangkaian kebijakannya yang menuai kontroversi. Yang masih hangat, ialah kasus pengangkatan Donny Andy S Saragih sebagai Direktur Utama PT TransJakarta yang ternyata terjerat kasus penipuan, hingga proyek revitalisasi ilegal kawasan Monumen Nasional (Monas). Sebagai gubernur, Anies mestinya terbuka menyampaikan pernyataan soal duduk perkara yang sesungguhnya jika tak mau publik berspekulasi liar.
Anies yang memimpin daerah di ibu kota seharusnya sadar bahwa persoalan sekecil apapun selalu berpotensi jadi sorotan banyak orang. Bahkan isunya bisa sampai skala nasional. Polemik penyusunan KUA PPAS untuk APBD DKI 2020 dan teranyar proyek revitalisasi Monas jadi dua contoh paling nyata. Jika terus hanya berdiam dan menutup diri dari segumpal pertanyaan publik atas kebijakannya, Adi mengira hal itu justru akan punya efek fatal.
Tensi publik yang terus penasaran malah bisa membuat mereka berspekulasi Anies tidak becus mengatasi permasalahan Jakarta. "Sekecil apapun persoalan Jakarta pasti jadi perhatian publik. Apalagi soal Dirut TJ dan Monas. Efeknya bisa fatal ke Anies," ungkap Adi. Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini menilai mendiami persoalan yang muncul di publik adalah kebiasaan Anies.
Dua opsi yang biasanya diambil Anies yakni berkomentar, atau justru diam saja hingga masalah tersebut berlalu. "Anies cenderung menghadapi sendiri semua persoalan. Biasanya komentar atau mendiamkan itu persoalan," pungkasnya.