Ibu yang merupakan pasien positif Virus Corona di Depok, Jawa Barat, membuat pengakuan mengejutkan. Seperti yang diberitakan sebelumnya, dua orang warga negara Indonesia (WNI) terjangkit Virus Corona. Informasi tersebut disampaikan oleh Presiden Jokowi pada Senin 2 Maret 2020 kemarin.
Dua WNI yang terpapar Virus Corona merupakan pasangan ibu (61) dan anak (34). Mereka berdua diketahui tinggal di Depok, Jawa Barat. Kini kedua WNI yang terpapar Virus Corona tersebut dirawat di RSPI Sulianti Saroso.
Pemerintah sendiri sudah menyiapkan berbagai hal untuk mengantisipasi menyebarnya Virus Corona di Indonesia. Beberapa imbauan juga telah disampaikan oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Berbagai informasi seputar pasien positif Virus Corona juga beredar.
Bahkan isi chat WhatsApp hingga foto foto pasien beredar di media sosial. Salah satu pasien positif Virus Corona yakni sang ibu (61) memberikan pengakuan. Melansir Kompas.id, pasien mengaku tertekan dengan berbagai pemberitaan tentang dirinya di media.
Ibu tersebut mengatakan bahwa dirinya memutuskan untuk tak membaca atau menonton televisi yang memberitakan perihal dirinya yang terpapar Virus Corona. Sang ibu juga mengaku stres mengetahui beritanya heboh sampai rumahnya disemprot disinfektan namun tak ada pemberitahuan resmi. Wartawan Kompas mencoba mewawancarai pasien Virus Corona ini melalui sambungan telepon pada Selasa 3 Maret 2020 siang kemarin.
Pasien tersebut mengaku kalau kondisinya kini baik baik saja. Ibu berusia 61 tahun tersebut juga menceritakan kronologi ia positif terpapar Virus Corona hingga akhirnya diisolasi. Menurut penuturan pasien, ia merasakan badannya meriang pada 21 Februari 2020 saat latihan menari.
Pada 23 Februari 2020 ketika pentas tari, kondisinya semakin mudah lelah ditambah batuk batuk kecil. Sang ibu kemudian mengecek suhu badannya yang mencapai 38 derajat celcius. "Saya mulai meriang 21 Februari (2020) saat latihan menari. Lalu, saat pentas tari tanggal 23 Februari agak mudah lelah. Ada batuk batuk kecil. Hari Senin saya cek, suhu badan sampai 38 (derajat celsius). Gejala ini, kok, makin menguat pada hari Selasa dan Rabunya, gitu," papar pasien.
Kondisi tak kunjung membaik, Kamis 27 Februari 2020, sang ibu memeriksakan diri ke rumah sakit di Depok bersama sang anak. Sang ibu juga menceritakan kalau pada 14 Februari 2020 anaknya sempat menjadi host sebuah acara di Kemang. Acara yang dipandung oleh anaknya yang juga positif Virus Corona ini dihadiri oleh warga negara Jepang yang disinyalir menularkan Covid 19.
"Baru ke RS di Depok itu, Kamis, 27 Februari, bareng anak saya. Nah, ini ceritanya lain lagi. Anak saya itu tanggal 14 Februari jadi host di Kemang. Kebetulan, saat acara ada seorang perempuan warga Jepang," kata pasien. Pasien mengaku bahwa anaknya tak kenal dengan warga negara Jepang yang juga hadir di acara tersebut. Keesokan harinya, anaknya menggigil seperti demam.
Berkali kali periksa ke dokter, kondisi sang anak tak kunjung sembuh hingga akhirnya memutuskan berobat ke sebuah rumah sakit di Depok. Dari hasil pemeriksaan, sang ibu didiagnosis menderita tifus. Sedangkan putrinya didiagnosis menderita pneumonia.
Mereka berdua langsung di opname di ruangan yang sama di rumah sakit. "Anak saya tidak kenal. Sehabis acara itu, besoknya, anak saya menggigil seperti demam. Sempat periksa bolak balik ke dokter, enggak sembuh juga. Sampai akhirnya kami berdua memeriksakan diri ke RS di Depok itu. Saya didiagnosis tifus dan anak saya bronkitis pneumonia. Saat itu juga dokter meminta kami untuk opname. Kami sempat satu ruangan walau kemudian minta dipisah," ujar pasien.
Tak berapa lama, putri ibu tersebut mendapat informasi dari temannya kalau WN Jepang yang menghadiri acaranya dinyatakan positif Virus Corona di Malaysia. Sang ibu kemudian berinisiatif meminta dokter untuk melakukan tes Virus Corona. "Teman anak saya lalu cerita kepada anak saya bahwa warga Jepang yang hadir di Kemang itu dinyatakan positif korona di Malaysia. Nah, atas inisiatif saya, kami minta kepada dokter untuk dilakukan tes virus korona saja. Terus terang kami khawatir terhadap diri kami," jelas pasien.
Setelah pasien meminta tes Virus Corona, pihak rumah sakit langsung memindahkan mereka ke RSPI Sulianti Saroso pada Sabtu 29 Februari 2020 malam dan diisolasi. "Tahu tahu, tanpa pemberitahuan apa pun, kami dipindahkan kemari (maksudnya RSPI Sulianti Saroso) pada hari Sabtu, 29 Februari malam hari. Sampai di sini (rumah sakit) jam 2 pagi. Jadi kami diisolasi," paparnya. Sang ibu menuturkan bahwa dirinya tak menerima pemberitahuan apapun kalau tertular Covid 19.
Pasien justru mengetahuinya setelah berita heboh di televisi. Ibu berusia 61 tahun ini bertanya kepada dokter terkait penyakit yang ia derita. "Enggak ada. Sampai kemudian heboh kemarin itu… (Senin, 2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo secara resmi mengumumkan dua WNI positif Covid 19).
Nah, karena telanjur heboh, saya tanya ke dokter yang merujuk ke sini, dia bilang bahwa saya dan anak saya positif korona sambil bilang enggak apa apa semua sudah ditangani kok," jelasnya. Pasien mengatakan kalau ia merasa tertekan lantaran banyaknya pemberitaan yang men stigma ia dan anaknya yang positif Virus Corona. Termasuk soal foto foto ia dan sang anak yang beredar di media sosial.
"Saya tertekan walau bukan karena sakitnya. (Saya) sampai sekarang baik baik saja, buktinya bisa teleponan walau masih batuk batuk kecil.… Saya tertekan karena pemberitaan yang menstigma saya dan anak saya. Kasihan, kan, foto fotonya diekspos kayak gitu. Ini, kan, bikin heboh," curhatnya. Lebih lanjut, sang ibu mengatakan kalau dirinya kini tak diberi obat minum.
Pasien mengaku kalau dirinya hanya diinfus dan diisolasi di kamar yang berbeda dengan putrinya. "Tidak diberi obat minum, cuma diinfus saja," ujar pasien. Sang ibu mengatakan kalau ia tak tahu sampai kapan akan diisolasi di rumah sakit.
"Nah itu enggak tahu, tidak ada pemberitahuan.," pungkasnya.