Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memaparkan pemakaman 283 jenazah di Jakarta sesuai dengan protokolpengurusan jenazah Covid 19. Hal tersebut disampaikan Anies dalam video conference bersama Wakil Presiden, Maruf Amin, Kamis (2/4/2020). Ia juga mengatakan, proses tessebagian jenazah yang dimakamkan belum tuntas.
"Karena belum tuntas lalu meninggal, maka tidak bisa secara resmi disebut pasien Covid 19 karena hasil tesnya belum keluar," ujar Anies, seperti dikutip dari KompasTV, Kamis (2/4/2020). Anies mengatakan, banyak kasus ditemukan hasil tes baru keluar setelah pemakaman selesai. "Yang kasus seperti ini, semuanya dimakamkan dengan prosedur pasien Covid 19 atau jenazah korban Covid 19," terangnya.
Anies mengungkapkan, data tersebut dicatat dalam kurun waktu tidak sampai sebulan, yakni pada rentang 6 29 Maret 2020. "Di sana angkanya makin hari makin meningkat, jadi pertama kali muncul meninggal tanggal 6 Maret 2020." "Sesudah itu 0, 0 lalu pada 12 Maret itu 1, 2 lalu dari situ trennya meningkat terus."
Bila melihat tempat lain, jumlah kasus yang confirm selalu lebih dibanding kenyataan. "Biasanya setelah satu bulan kemudian, kita baru tahu sesungguhnya berapa jumlah yang terjadi." "Saat ini, kalau kita proyeksikan, misalnya saat ini sudah ada 400 orang yang meninggal."
"Sebutlah tingkat kematiannya 10 persen maka proyeksi kita yang saat ini sudah ada itu 4 ribu kasus." "Bila itu yang meninggal 10 persen, bila yang meninggal 5 persen, maka artinya ada 8 ribu kasus di Jakarta ini," ungkapnya. Anies mengatakan, jumlah yang dites positif Covid 19 itu tergantung pada kecepatan melakukan tes.
"Karena yang ditesnya sedikit, maka jumlah yang confirm jadi juga sedikit." "Kalau yang ditesnya itu banyak dan orang orang yang mungkin relevan dengan orang orang yang confirm positif, mungkin kita akan menemukan angka lebih tinggi," ujar Anies.